Update 2020
PERKEMBANGAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA ABAD XX-XXI
Sumber: (Aritonang, 2005: 81, 94-96)
Kompetensi Dasar (Tujuan khusus)
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mampu menggambarkan sejarah perkembangan gereja-gereja Indonesia.
Materi pembahasan:
1. Gereja Katolik
Gereja Katolik adalah salah satu gereja terbesar di Indonesia. Gereja ini ada di berbagai wilayah di Indonesia.
2. Gereja-gereja Calvinis (Reformed, Presbiterian)
Gereja bentukan pemerintah Belanda zaman colonial yaitu GPI. Dari Gereja ini berasal beberapa Gereja yang beraliran Calvinis di Indonesia yaitu: GMIM di yang berkembang di Minahasa, GPM yang berkembang di Ambon, GMIT yang berkembang di wilayah NTT, GPIB yang berkembang di wilayah Indonesia bagian Barat, GPIBT, GPID, GPIG, GKLB, GPI Irja (sekarang Papua). Di kemudian hari, yaitu pada pertengahan abad ke-19 bertambah lagi organisasi gereja yang beraliran Calvinis, yaitu GKJ, GKI Jateng, GKS di Sumba, GKI Sumut, Gereja Toraja, GGRI (Gereja-gereja Reformasi Indonesia) yang bekerja di Sumba Timur, Irian Jaya (Papu), dan Kalimantan.
Berbagai organisasi gereja yang beraliran Calvinis yang kita sebutkan di atas berkembang di Indonesia sampai dengan sekarang dan masa-masa yang akan datang.
3. Gereja-gereja Lutheran
Gereja-gereja yang beraliran Lutheran di Indonesia seperti: HKBP, GKPS, GPKB, GKPI, HKI, GKLI, GKPA, GKPM. Gereja-gereja ini adalah hasil pelayanan badan misi Rheinische Missions-gesellschaft (RMG), sebuah lembaga PI dari kawasan Rheinland, Jerman. Selain itu, lembaga ini bekerja di Nias dan sekitarnya, hasilnya: BNKP, ONKP, AMIN
4. Anglican (Episkopal)
Pemicu lahirnya Gereja Anglikan atau Gereja Inggris adalah peristiwa yang berhubungan dengan Raja Henry VIII yang memerintah tahun 1509 – 1547. Ia mengalami konflik dengan Paus di Roma sehubungan dengan masalah perkawinannya, yaitu memohon kepada Paus untuk membatalkan pernikahan dengan Catharina, sekaligus meresmikan perkawinananya dengan salah satu gundiknya, Anne Boleyn namun tidak ada tanggapan dari Paus. Henry kemudian menikah secara rahasia. Uskup Agung di Inggris kemudian mengumumkan pembatalan pernikahan Henry dengan Catharina dan mengakui perkawinan dengan Anne Boleyn. Atas tindakan itu, Paus mengeluarkan maklumat pengucilan (ekskomunikasi) atas Henry VIII dan Cranmer (Uskup Agung Canterbury). Atas dasar ini kemudian Raja memisahkan Gereja Inggris dengan gereja Katolik yang berpusat di Roma. Selanjutnya gereja Inggris berdiri sendiri tanpa diatur oleh Paus. Demikianlah reformasi gereja Inggris.
Inggris pernah berkuasa di Indonesia pada tahun 1811-1816 (di Sumatera sampai tahun 1825). Walaupun demikian jemaat Gereja Anglikan tidak sempat terbentuk di Indonesia. Ada beberapa alas an: sebagian besar pejabat pemerintah colonial Inggris yang bertugas di Indonesia adalah penganut Humanisme yang diserapi semangat pencerahan, sehingga kurang berminat terhadap soal-soal kegerajaan. Kendati, misalnya, Letnan Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles mendukung penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Melayu dan daerah, hal itu lebih merupakan bagian dari studi di bidang bahasa dan kemasyarakatan dalam rangka pengabdian yang lebih didorong oleh semangat Humanisme, ketimbang oleh semangat penginjilan.
Gereja Anglikan yang berada di Jakarta yaitu di Jalan Arif Rahman Hakim (tugu Pak Tani, Prapatan Jakarta Pusat) adalah hasil penginjilan dari Pdt. W.H. Medhurst seorang misionaris utusan London Missionary Society (LMS). Sedangkan Jemaat Anglikan yang di Surabaya, yaitu di Jalan Diponegoro Surabaya merupakan hasil dari hubungan erat dengan badan misi Southern Baptist Mission dari Amerika. Anggota gereja Anglikan di Indonesia terutama terdiri dari warga Inggris dari luar negeri. Hal ini disebabkan karena badan-badab penginjilan yang berasal dari gereja Anglikan tidak sempat memenangkan warga masyarakat pribumi. Mereka terutama bekerja di negeri-negeri jajahan Inggris yang tersebar di seluruh dunia, khususnya di Asia dan Afrika, sejak abad ke-19 (Aritonang, 2005: 81, 94-96)
5. Mennonit
Sumber: (Aritonang, 2005: 81, 94-96)
Gereja ini dimulai di Swis tahun 1525. Gereja ini merupakan bagian dari gerakan annabaptis yang muncul di Eropa tidak lama setelah Marthin Luther mengadakan Reformasi Gereja.
Nama Mennonit berasal dari nama Menno Simon, tokoh gerakan Anabaptis di Belanda, yang menganut garis moderat (menolak gaya nubuat Melchior Hoffman, 1493-1543 yang menubuat sbb: Yerusalem baru yang rohani tak lama lagi akan terwujud di Strasburg) dan anti kekerasan.
Kehadiran gereja ini di Indonesia melalui dua organisasi gereja di Semarang, yaitu GITJ yang berpusat di Pati, dan PGKMI yang berpusat di Semarang. Kedua gereja ini telah menjadi anggota PGI.
6. Gereja Baptis
Gereja Baptis termasuk gereja terbesar di dunia. Pusatnya di Inggris dan Amerika. Dari sana tersebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia kita kenal ada:
(1). Gabungan Gereja Baptis Indonesia (GGBI) adalah hasil PI dari pekerjaan Misi Baptis Indonesia.
(2). Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI). Gereja ini berpangkal di Singkawang, KalBar. Gereja ini adalah hasil PI dari John G. Breman, seorang penginjil berdarah Belanda-Amerika sejak 1925 dengan bekerjasama dengan Conservative Baptist dari Amerika yang mengutus penginjil ke Singkawang tahun 1961 dan menjadi organisasi gereja sejak 1965. Sejak tahun 1984, gereja ini berkembang propinsi lain di Kalimantan, Jawa, Sumatera dan Bali. Gereja ini memulai pelayan medis di Serukam, hotel (penginapan murah) bagi pemuda-pemudi, sekolah Alkitab dan pendidikan teologi ekstensi bagi para pengerja pribumi.
(3). Kerapatan Gereja Baptis Indonesia (KGBI): berpangkal di Manado.
(4). Gereja Baptis Independen di Indonesia (GBII)
7. Metodis
Gereja ini dihubungkan dengan John Wesley bersaudara. Gereja ini masuk ke Indonesia melalui Singapura. Dan berkembang pesat di Indonesia
8. Pantekostal
Sumber: (Aritonang, 2005: 81, 94-96)
Aliran ini muncul di Amerika dan berkembang ke Indonesia. Hasil misionaris dari Amerika yang beraliran pentakosta di mulai di Indonesia pada tahun 1921 dan berkembang pesat di Indonesia. Hasilnya adalah Gereja Pentakosta di Indonesia dan mengalami perpecahan: Gereja Sidang Jemaat Pentakosta, Gereja pantekosta Serikat Indonesia, Gereja Kegerakan Pentakosta, Gereja Sidang Jemaat Allah, Gereja Bethel Injil Sepenuh, Gereja Bethel Indonesia, Gereja Isa Almasih, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Gereja Pentakosta Tabernakel, Gereja Kerapatan Pantekosta, dll. Ada 38 aliran pentakosta.
9. Injili (Evangelical)
Gereja-gereja yang lahir melalui usaha PI oleh pribadi-pribadi yang menaruh minat pada PI di Indonesia.
Beberapa organisasi Gereja tidak sempat dibahas di sini karena terlalu banyak.
Tugas mahasiswa:
Mendata berbagai organisasi gereja yang ada di Indonesia
PERKEMBANGAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA ABAD XX-XXI
Sumber: (Aritonang, 2005: 81, 94-96)
Kompetensi Dasar (Tujuan khusus)
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mampu menggambarkan sejarah perkembangan gereja-gereja Indonesia.
Materi pembahasan:
1. Gereja Katolik
Gereja Katolik adalah salah satu gereja terbesar di Indonesia. Gereja ini ada di berbagai wilayah di Indonesia.
2. Gereja-gereja Calvinis (Reformed, Presbiterian)
Gereja bentukan pemerintah Belanda zaman colonial yaitu GPI. Dari Gereja ini berasal beberapa Gereja yang beraliran Calvinis di Indonesia yaitu: GMIM di yang berkembang di Minahasa, GPM yang berkembang di Ambon, GMIT yang berkembang di wilayah NTT, GPIB yang berkembang di wilayah Indonesia bagian Barat, GPIBT, GPID, GPIG, GKLB, GPI Irja (sekarang Papua). Di kemudian hari, yaitu pada pertengahan abad ke-19 bertambah lagi organisasi gereja yang beraliran Calvinis, yaitu GKJ, GKI Jateng, GKS di Sumba, GKI Sumut, Gereja Toraja, GGRI (Gereja-gereja Reformasi Indonesia) yang bekerja di Sumba Timur, Irian Jaya (Papu), dan Kalimantan.
Berbagai organisasi gereja yang beraliran Calvinis yang kita sebutkan di atas berkembang di Indonesia sampai dengan sekarang dan masa-masa yang akan datang.
3. Gereja-gereja Lutheran
Gereja-gereja yang beraliran Lutheran di Indonesia seperti: HKBP, GKPS, GPKB, GKPI, HKI, GKLI, GKPA, GKPM. Gereja-gereja ini adalah hasil pelayanan badan misi Rheinische Missions-gesellschaft (RMG), sebuah lembaga PI dari kawasan Rheinland, Jerman. Selain itu, lembaga ini bekerja di Nias dan sekitarnya, hasilnya: BNKP, ONKP, AMIN
4. Anglican (Episkopal)
Pemicu lahirnya Gereja Anglikan atau Gereja Inggris adalah peristiwa yang berhubungan dengan Raja Henry VIII yang memerintah tahun 1509 – 1547. Ia mengalami konflik dengan Paus di Roma sehubungan dengan masalah perkawinannya, yaitu memohon kepada Paus untuk membatalkan pernikahan dengan Catharina, sekaligus meresmikan perkawinananya dengan salah satu gundiknya, Anne Boleyn namun tidak ada tanggapan dari Paus. Henry kemudian menikah secara rahasia. Uskup Agung di Inggris kemudian mengumumkan pembatalan pernikahan Henry dengan Catharina dan mengakui perkawinan dengan Anne Boleyn. Atas tindakan itu, Paus mengeluarkan maklumat pengucilan (ekskomunikasi) atas Henry VIII dan Cranmer (Uskup Agung Canterbury). Atas dasar ini kemudian Raja memisahkan Gereja Inggris dengan gereja Katolik yang berpusat di Roma. Selanjutnya gereja Inggris berdiri sendiri tanpa diatur oleh Paus. Demikianlah reformasi gereja Inggris.
Inggris pernah berkuasa di Indonesia pada tahun 1811-1816 (di Sumatera sampai tahun 1825). Walaupun demikian jemaat Gereja Anglikan tidak sempat terbentuk di Indonesia. Ada beberapa alas an: sebagian besar pejabat pemerintah colonial Inggris yang bertugas di Indonesia adalah penganut Humanisme yang diserapi semangat pencerahan, sehingga kurang berminat terhadap soal-soal kegerajaan. Kendati, misalnya, Letnan Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles mendukung penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Melayu dan daerah, hal itu lebih merupakan bagian dari studi di bidang bahasa dan kemasyarakatan dalam rangka pengabdian yang lebih didorong oleh semangat Humanisme, ketimbang oleh semangat penginjilan.
Gereja Anglikan yang berada di Jakarta yaitu di Jalan Arif Rahman Hakim (tugu Pak Tani, Prapatan Jakarta Pusat) adalah hasil penginjilan dari Pdt. W.H. Medhurst seorang misionaris utusan London Missionary Society (LMS). Sedangkan Jemaat Anglikan yang di Surabaya, yaitu di Jalan Diponegoro Surabaya merupakan hasil dari hubungan erat dengan badan misi Southern Baptist Mission dari Amerika. Anggota gereja Anglikan di Indonesia terutama terdiri dari warga Inggris dari luar negeri. Hal ini disebabkan karena badan-badab penginjilan yang berasal dari gereja Anglikan tidak sempat memenangkan warga masyarakat pribumi. Mereka terutama bekerja di negeri-negeri jajahan Inggris yang tersebar di seluruh dunia, khususnya di Asia dan Afrika, sejak abad ke-19 (Aritonang, 2005: 81, 94-96)
5. Mennonit
Sumber: (Aritonang, 2005: 81, 94-96)
Gereja ini dimulai di Swis tahun 1525. Gereja ini merupakan bagian dari gerakan annabaptis yang muncul di Eropa tidak lama setelah Marthin Luther mengadakan Reformasi Gereja.
Nama Mennonit berasal dari nama Menno Simon, tokoh gerakan Anabaptis di Belanda, yang menganut garis moderat (menolak gaya nubuat Melchior Hoffman, 1493-1543 yang menubuat sbb: Yerusalem baru yang rohani tak lama lagi akan terwujud di Strasburg) dan anti kekerasan.
Kehadiran gereja ini di Indonesia melalui dua organisasi gereja di Semarang, yaitu GITJ yang berpusat di Pati, dan PGKMI yang berpusat di Semarang. Kedua gereja ini telah menjadi anggota PGI.
6. Gereja Baptis
Gereja Baptis termasuk gereja terbesar di dunia. Pusatnya di Inggris dan Amerika. Dari sana tersebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia kita kenal ada:
(1). Gabungan Gereja Baptis Indonesia (GGBI) adalah hasil PI dari pekerjaan Misi Baptis Indonesia.
(2). Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI). Gereja ini berpangkal di Singkawang, KalBar. Gereja ini adalah hasil PI dari John G. Breman, seorang penginjil berdarah Belanda-Amerika sejak 1925 dengan bekerjasama dengan Conservative Baptist dari Amerika yang mengutus penginjil ke Singkawang tahun 1961 dan menjadi organisasi gereja sejak 1965. Sejak tahun 1984, gereja ini berkembang propinsi lain di Kalimantan, Jawa, Sumatera dan Bali. Gereja ini memulai pelayan medis di Serukam, hotel (penginapan murah) bagi pemuda-pemudi, sekolah Alkitab dan pendidikan teologi ekstensi bagi para pengerja pribumi.
(3). Kerapatan Gereja Baptis Indonesia (KGBI): berpangkal di Manado.
(4). Gereja Baptis Independen di Indonesia (GBII)
7. Metodis
Gereja ini dihubungkan dengan John Wesley bersaudara. Gereja ini masuk ke Indonesia melalui Singapura. Dan berkembang pesat di Indonesia
8. Pantekostal
Sumber: (Aritonang, 2005: 81, 94-96)
Aliran ini muncul di Amerika dan berkembang ke Indonesia. Hasil misionaris dari Amerika yang beraliran pentakosta di mulai di Indonesia pada tahun 1921 dan berkembang pesat di Indonesia. Hasilnya adalah Gereja Pentakosta di Indonesia dan mengalami perpecahan: Gereja Sidang Jemaat Pentakosta, Gereja pantekosta Serikat Indonesia, Gereja Kegerakan Pentakosta, Gereja Sidang Jemaat Allah, Gereja Bethel Injil Sepenuh, Gereja Bethel Indonesia, Gereja Isa Almasih, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Gereja Pentakosta Tabernakel, Gereja Kerapatan Pantekosta, dll. Ada 38 aliran pentakosta.
9. Injili (Evangelical)
Gereja-gereja yang lahir melalui usaha PI oleh pribadi-pribadi yang menaruh minat pada PI di Indonesia.
Beberapa organisasi Gereja tidak sempat dibahas di sini karena terlalu banyak.
Tugas mahasiswa:
Mendata berbagai organisasi gereja yang ada di Indonesia
Perkembangan Gereja-gereja di Indonesia Abad XX-XXI
Reviewed by Yonas Muanley
on
9:10 PM
Rating:
Kenapa tidak disebutkan nama" Aliran Gereja Pantekosta yang berjumlah 38 tersebut...?
ReplyDeleteSejarah singkat KGBI kunjungi website saya http://www.danielhherman.org/sejarah-kgbi/
ReplyDeleteLouis, jika saya tidak menyebutkan aliran Gereja Pentakosta sebanyak 38 yang Louis maksud maka hal itu menegaskan bahwa kurikulum SGI yang saya sampaikan dalam blog ini yakni segala pengalaman belajar (perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik) dalam relasinya dengan materi sejarah gereja yang menjadi tanggungjawab saya, ada materi yang menjadi tanggungjawab pengunjung blog atau mahasiswa, jika saya borong seluruhnya maka beban saya menjadi sangat besar. Jadi, ada yang menjadi tanggungjawab saya dan ada pula yang menjadi tanggung jawab pembaca dalam merekonstruksi pengetahuan yang berhubungan dengan histori-Nya dalam hidup gereja (orang-orang percaya) masa lampau. Kita semua studi sejarah, artinya belajar dari buku, bila memungkinkan maka kita pencipta sejarah gereja. Artinya ada kisah kita yang suatu saat dapat ditulis atau dipelajari oleh orang lain. Histori yang saya maksud misalnya kita merintis pelayanan dari 0 dan menjadi sebuah jemaat besar dan berkembang jemaat-jemaat baru. Demikian dari saya.
ReplyDeleteSalam
Yonas Muanley