recent posts

Program Blended Learning pada Mata Kuliah Sejarah Gereja Indonesia (SGI)

Progran Blended Learning ini merupakan keterbukaan saya terhadap metode yang berkembang dan dipakai dalam dunia pendidikan. Keterbukaan ini dipengaruhi oleh prinsip "guru kencing berlari maka murid bertanya mengapa guru kencing berdiri. Artinya pengetahuan mahasiswa tidak boleh terbatas pada dosen, apalagi di zaman dengan era Distrubtif terjadi banyak perubahan teknologi, bila tidak berubah maka bisa mengancam eksistensi sebagai dosen. Itulah sebabnya saya mencoba menerapkan pembelajaran Blended earning. Pada Semesete Agustus-Desember 2019, saya hendak mewujudkan program berikut ini dalam mata kuliah yang saya asuh pada semseter Agustus Desember 2019




Program Blended Learning yang saya maksudkan di atas, pada implementasinya berlaku untuk: 1. Mata Kuliah, seperti;

1.1. Mata Kuliah Sejarah Gereja Indonesia.

Konkritnya penerapan metode blended learning pada mata kuliah Sejarah Gereja Indonesia dilaksanakan dalam perkuliahan tatap muka sebesar 50% dari 16 kali pertemuan. Jadi, saya akan melakukannya sebanyak 7 kali pertemuan untuk tatap muka dan pertemuan ke-8 diadakan UTS, sisanya 50% dilakukan untuk studi mandiri dan pembelajaran online dengan memanfaatkan bahan ajar online dosen mata kuliah, pada pertemuan ke 16 diadakan UAS. Dalam pelaksanaan akan diadakan kesepakatan pembagian tatap muka di kelas dan pembelajaran online serta pembelajaran mandiri. Dalam 7 pertemuan sebelum UTS, dapat dilakukan kuliah tatap muka dan mandiri serta pembelajaran online. Misalnya 3 kali pertemuan tatap muka di kelas, kemudian pertemuan mandiri sebanyak 2 kali, pembelajaran online 2 kali. Pertemuan ke-8 Ujian Tengah Semester (UTS). Demikian selanjutnya sampai pertemuan ke-15 dan pertemuan ke-16 Ujian Akhir Semester (UAS).

1.2. Pelatihan atau pengembangan diri,

Bagi yang hendak mengembangkan diri dalam mengajar Sejarah Gereja Indonesia maka saya memberi pelatihan "Rekonstruksi Mata Kuliah" Sejarah Gereja dengan Metode Blended Learning. Bagian ini hanya berlaku bagi dosen yang akan mengjar mata kuliah sejarah. Mereka akan dibekali dengan kompetensi merekonstruksi materi kuliah berbasis kompetensi dan pembuatan silabus serta RPS berbasis KKNI. Kepada mereka akan diberi sertifikat "Pengembangan Diri" yang ditanda tangani oleh Dr.Yonas Muanley. Ketua STT IKSM Santosa Asih.

Mengajar Sejarah dapat dilakukan secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan metode Blended Learning. Yang dibutuhkan dari guru dan dosen Historika yaitu kemauan untuk berkreatif dan berinovatif dengan memanfaatkan produk-produk google untuk pembelajaran sejarah yang menyenangkan.
Program Blended Learning pada Mata Kuliah Sejarah Gereja Indonesia (SGI) Program Blended Learning pada Mata Kuliah Sejarah Gereja Indonesia (SGI) Reviewed by Yonas Muanley on 3:55 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.